Minggu, 25 Oktober 2009

PAGI TANPA MATAHARI

Apa yang kauselipkan dalam benak
Ketika malam sudah pikun tak ingat lagi pada jangkrik yang mengalun
Mimpi yang terbangun…
Sedang menggenggam kembang-kembang yang berembun
Meski pagi tanpa matahari

Apa yang kaulipat dalam sepatu
Ketika sepucuk rindu menggantung di atas mendung
Hati yang urung….
Sedang mengemas serpihan sayap-sayap burung
Saat pagi tanpa matahari

Tapi bukan,…
Karena waktu bisa ditahu tanpa saksi bayangan bisu
Seperti buah yang mengerti kapan ia tak lagi mentah
Dan lihatlah, dia yang menengadah, karena sejatinya matahari sudah sepenggalah
Terima kasih, resah….
Kau sudah membuat puisiku jadi indah

Wisma Ijo, 3 September 2009

Tidak ada komentar: